Takwa itu di sini (di hati)

Sebagian orang mengatakan “yang penting hatinya baik” dengan kalimat ini mereka menganggap diri mereka baik padahal meninggalkan salat, membuka aurat dan pebuatan melanggar syariat lainnya.

Syaikh Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjawab pandangan ini: orang yang mengatakan “takwa itu di sini”  (di hati) adalah orang yang sama yang mengatakan tentang hati “bila ia baik maka seluruh jasadnya baik, jika ia rusak, maka seluruh jasasnya juga rusak” sehingga rusaknya jasad (perkara zahir) tanda rusaknya hati (perkara batin), baiknya jasad bisa merupakan tanda baiknya hati dan bisa juga tidak, sebab orang munafik zahirnya baik tapi hati mereka rusak, namun tidak akan mungkin hati baik sedangkan jasadnya rusak. (Fathu Dzil Jalali wal Ikram)

Dengan demikian orang yang zahirnya melanggar syariat pasti hatinya rusak, sedangkan orang yang zahirnya bersih kita nilai ia sebagai orang yang shalih sedangkan perkara hati hak Allah Taala untuk menilainya.

(Abu Ady)